Perawatan Luka
Kulit
merupakan organ terbesar dalam tubuh. Kulit juga mempunyai peranan yang sangat
penting yang dapat menjaga kita agar tetap sehat. Peranan kulit terpenting
antara lain yaitu sebagai pengatur suhu tubuh dan bertindak sebagai pelindung.
Kulit juga bertindak sebagai system alarm tubuh ketika menerima rangsang panas,
dingin ataupun nyeri. Pada kondisi tubuh yang optimal, jaringan kulit dapat
memulihkan luka secara efisien dengan membentuk jaringan kembali.
Banyak
cara yang telah dikembangkan untuk membantu penyembuhan luka, seperti dengan
menjahit luka, menggunakan antiseptic dosis tinggi, dan juga pembalutan dengan
menggunakan bahan yang menyerap. Namun, ketika diteliti lebih lanjut, ternyata
cara penyembuhan seperti ini sama sekali tidak membantu bahkan berisiko
memperburuk luka.
Dalam
kehidupan sehari-hari, biasanya kita akan menggunakan antiseptic pada luka
dengan tujuan menjaga luka tersebut agar menjadi ?steril?. Bahkan antiseptic
seperti hydrogen peroxide, povidone iodine, acetic acid, dan chlorohexadine
selalu tersedia di kotak obat. Sekarang perlu diketahui, bahwa
antiseptik-antiseptik seperti itu dapat mengganggu proses penyembuhan dari
tubuh kita sendiri.
Masalah
utama yang timbul adalah antiseptic tersebut tidak hanya membunuh kuman-kuman
yang ada, tapi juga membunuh leukosit yaitu sel darah yang dapat membunuh
bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru.
Sehingga untuk membersihkan luka, cara yang terbaik adalah dengan
membersihkannya dengan menggunakan cairan saline dan untuk luka yang sangat
kotor dapat digunakan ?water-presure?. Untuk perawatan di rumah, dapat
menggunakan air yang mengalir atau menggunakan shower.
Demikian
pula dengan penggunaan balutan. Zaman dahulu orang percaya bahwa membiarkan
luka dalam kondisi bersih dan kering akan mempercepat proses penyembuhan.
Sehingga, pada zaman dahulu luka dibalut dengan menggunakan kain pembalut yang
tipis yang memungkinkan udara masuk dan membiarkan luka mengering hingga
berbentuk ?koreng?.
Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, pertanyaan tersebut dibantah.
Pengatahuan sekarang telah membuktikan bahwa luka dalam kondisi kering dapat
memperlambat proses penyembuhan dan akan menimbulkan bekas luka.
Balutan
dalam kondisi lembab atau sedikit basah merupakan cara yang paling efektif
untuk menyembuhkan luka. Balutan tersebut tidak menghambat aliran oksigen,
nitrogen dan zat-zat udara yang lain. Kondisi yang demikian merupakan
lingkungan yang baik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi
secara optimum, karena pada dasarnya sel dapat di lingkungan yang lembab atau
basah. Kecuali sel kuku dan rambut, sel-sel tersebut merupakan sel mati.
Pengetahuan
dahulu menyatakan bahwa ?scab?
atau bekas luka yang mengering atau ?koreng? merupakan penghalang alami untuk
mencegah hilangnya kelembaban. ?scab? juga mencegah sel-sel baru untuk
berkolonisasi di area luka. Ketika ?scab? tersebut mulai berubah bentuk, sel
epidermis harus masuk ke lapisan dermis yang paling dalam sebelum melakukan
proliferasi, karena disanalah daerah yang lembab sehingga sel dapat hidup. Dan
dari proses itu kita dapat mengetahui bahwa dalam lingkungan kering, luka akan
memulih dari dalam ke luar. Sedangkan, bila kita dapat mengoptimalkan
lingkungan yang lembab pada luka, proses penyembuhan akan berlangsung dari
daerah pinggir/sekitar dan dari dalam secara serempak.
Namun,
penyembuhan dengan menggunakan lingkungan yang lembab masih menjadi hal yang
baru dan jarang diaplikasikan di masyarkat. Masyarakat kebanyakan berpendapat
bahwa lingkungan yang lembab akan menjadi tempat berkembangbiaknya kuman
penyakit. Akan tetapi pernyataan ini tidak disertai dengan kenyataan bahwa
tubuh kita mempunyai system imun yang sangat efisien. Segala jenis luka dengan
berbagai tingkat kesterilannya memang merupakan bentuk kolonisasi dari bakteri,
tapi koloni bakteri tersebut selama masih dalam jumlah yang wajar tidak
menimbulkan risiko infeksi. ?Masalah akan timbul jika bakteri tersebut mulai
melipatgandakan koloninya. Jika tubuh kita dalam kondisi yang normal, maka
antibody dalam tubuh akan dapat mencegah bakteri untuk tidak bermitosis.
Klien
dengan luka biasanya akan lebih jarang mengeluhkan rasa nyeri atau sakit yang
dirasakan ketika luka dibiarkan dalam lingkungan yang lembab yaitu dengan
pembalutan yang lembab. Balutan tersebut akan menjaga saraf dari lingkungan
luar dengan memberikan lingkungan yang lembab, sehingga dapat mengurangi rasa
nyeri. Jika dengan balutan yang kering, dikhawatirkan saraf akan mudah
mengalami risiko kerusakan selama berproliferasi.?
Cara-cara
merawat luka:
- Usahakan agar luka tetap bersih selama proses penyembuhan. Bersihkan luka dengan larutan saline sollution: larutkan dua sendok teh garam ke dalam air panas, lalu biarkan dingin.
- Gunakan antiseptic yang alamiah. Dapat menggunakan Echinacea angustifolia, calendula, daun teh dan lavender.
- Perbanyak intake protein dalam tubuh ketika sedang terluka. Terutama pasca operasi, kebutuhan kalori dan protein dalam tubuh akan meningkat 20-50 persen.
- Perbanyak intake berbagai vitamin dan zat lainnya:?
- Gunakan madu untuk menyembuhkan luka. Madu mengandung enzim-enzim dan zat anti-viral, dapat mempercepat penyembuhan luka, dan menurunkan risiko infeksi lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan balutan sintetik semi-oklusif. Madu juga dapat mempercepat pertumbuhan sel-sel yang baru.
vitamin
dan fungsinya:
· Vitamin A untuk membantu pembentukan
jaringan yang luka
· Vitamin B1 untuk mensintesis kolagen
· Vitamin B5 untuk mempercepat proses
penyembuhan
· Vitamin C untuk mempercepat
pembentukan kolagen dan elastin, juga untuk mempercepat pertumbuhan
· Vitamin E untuk membantu
menghilangkan bekas luka
· Zn untuk menstimulasi proses
penyembuhan luka
· Lemak essensial untuk
memnyempurnakan proses penyembuhan luka
Selain
beberapa pengobatan-pengobatan yang telah disebutkan diatas, ada juga metode
penyembuhan luka yang juga dianjurkan pengaplikasiannya dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu terapi tekan. Terapi ini lebih dipergunakan untuk klien
dengan luka pada kaki yang mana saraf pada kaki pun ikut terganggu. Terapi ini
sangat efektif untuk membantu proses penyembuhan dan dapat mencegah risiko
terjadinya luka ini kembali.
Metode
terapi tekan ini biasanya menggunakan balutan non elastis, dua atau empat lapis
balut tekan, dan pembalut yang pendek dan lentur. Balut tekan terdapat
mermacam-macam cara, namun tetap dapat memberikan tekanan secara permanent atau
terus-menerus. Hal ini disebabkan adanya perbedaan struktur dan kandungan dari
serabut elastometric.
Balut
tekan berguna untuk manajemen? luka saraf. Balutan ini sangat mudah digunakan
ketika kita ingin mengganti balutan yang lama. Balutan ini harus sering
diganti, dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakkan. Pembalut ini sangat
elastis, sehingga dapat mengukur seberapa bengkak luka yang ada. Kekuatan
tekanan yang dihasilkan merupakan interaksi dari beberapa prinsip, yaitu:
- Struktur fisik dan ?elastomeric properties? pembalut tersebut.
- Ukuran dan bentuk dari tubuh ketika balutan itu sedang digunakan.
- Teknik dan keterampilan yang memasang balutan tersebut.
- Aktivitas sehari-hari yang dilakukan klien.
Jika
luka sudah membaik atau sembuh, disarankan agar balut tekan tetap digunakan
dengan tujuan untuk mengontrol risiko pembengkakkan, memperbaiki system saraf
dan mencegah risiko terjadinya luka ini kembali.
Sebelum
kita melakukan intervensi terhadap luka, ada baiknya kita melakukan pengkajian
terlebih dahulu. Melakukan pengkajian luka secara komprehensif pada klien yang
tepat merupakan komponen penting dalam manajemen luka.? Kemampuan untuk
melakukan pengkajian luka tersebut membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang cukup. Perencanaan perawatan luka sangat dibutuhkan namun dalam
perencanaan tersebut dibutuhkan juga keterangan-keterangan atau fakta dari
hasil evaluasi rencana tersebut. Pedoman parameter untuk perawatan luka juga
harus di masukkan dalam perencanaan tersebut, meliputi juga klasifikasi dari
luka itu sendiri, penampilan luka, cairan yang keluar dari luka, rasa nyeri
yang timbul dan kondisi kulit sekitar luka. Manajemen perawatan luka pada klien
akan meningkat kualitasnya dengan komunikasi yang baik dan juga dengan
dokumentasi yang efektif.
Comments
Post a Comment